Geliat 'Kartini' asal Tuban Bebaskan 2.000 Ibu dari Buta Huruf
TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - Ada 20 ibu di Dusun Santren, Desa Banjarwoto, Kecamatan Bangilan, Tuban, yang serius belajar mengeja kata-kata, Senin (20/4/2015).
Bunyi kata yang keluar dari bibir para wanita lanjut usia
itu terdengar patah-patah.
Sang guru, perempuan muda itu tersenyum.
Ia paham betul, lidah para siswa sudah agak kaku.
Ibu guru berbaju putih itu beberapa kali mengulangi, hingga
suara ejaan para siswa terdengar fasih.
Nunuk Fauziyah, nama guru muda itu.
“Saya merasa terpanggil untuk berproses dengan ibu-ibu dan
masyarakat,” ujarnya usai mengajar.
Ibu-ibu di Dusun Santren, sekitar satu jam perjalanan dari
pusat Kota Tuban, itu hanya sebagian kecil dari lansia yang dilayani Nunuk
Fauziyah dan para relawan lainnya.
Kelompok-kelompok belajar lainnya tersebar di desa-desa terpencil
di sejumlah kecamatan.
Ada yang di atas bukit, namun ada pula yang terpencil di
pinggir hutan.
Semuanya dilakukan dengan gratis.
Selama sembilan tahun sarjana dari Universitas Ronggolawe
ini keliling mengunjungi mereka.
Seharian, Surya membuntuti kegiatan perempuan pengobar
semangat RA Kartini itu.
Pagi pukul 07.00 WIB, Nunuk telah meninggalkan rumahnya di
Kota Tuban.
Butuh waktu satu hingga satu setengah jam untuk sampai di
Gedung PAUD di Dusun Santren, Desa Banjarworo, Bangilan.
Inilah gedung yang didirikan bersama teman-temannya pada
2009.
Lahan di atas gedung itu dibeli sekitar Rp60 juta dari uang
yang disisikan para volunteer yang tergabung dalam Koalisi Perempuan Ronggolawe
(KPR).
Ada 43 anak yang belajar di sini.
Tapi, ini bukan satu-satunya fokus kegiatan.
Ada kelompok belajar yang menunggunya, di sebuah rumah tak
jauh dari PAUD.
Nah di rumah itulah, 20 orang ibu lansia biasa belajar
membaca dan menulis.
Nunuk bersama aktivis KPR memberantas buta aksara sejak
2009.
Dari sembilan warga yang menghuni sembilan kecamatan di
Tuban, lebih dari 2.000 warga pernah didik volunter KPR.
Kecamatan itu, antara lain Semanding, Palang, Merakurak,
Kerek, Kenduruan, Jenu, Bangilan, Senori, dan Gerabakan.
“Dari data itu, 80 persen warga buta aksara,”
tegasnya.(SURYA/iks)
https://m.tribunnews.com/regional/2015/04/22/geliat-kartini-asal-tuban-bebaskan-2000-ibu-dari-buta-huruf?page=3
Komentar
Posting Komentar